Our Second Visit To Nha Trang
2 - 3 Februari 2008
Yeah, kami sudah pernah mengunjungi Nha Trang bulan November yang lalu. Tapi petualangan yang akan kami lewati kali ini berbeda. Kalau sebelumnya kami hanya berwisata belanja bersama teman2 lokal kami, kali ini kami lebih memilih untuk berenang menemani ikan2 dilaut untuk mengobati rasa kecewa kami pada perjalanan sebelumnya.
Bus yang kami tumpangi meninggalkan hiruk pikuk kota Saigon pada pukul 21.00, terlambat 1 jam dari jadwal karena administrasi bus yang sedikit kacau. Perjalanan menuju Nha Trang agak terhambat karena adanya beberapa pembangunan jembatan pendek melintasi sungai2 kecil. Yah di Vietnam banyak sekali sungai, hampir setiap kota dilewati sungai. Tapi dengan menggunakan sleeper bus, perjalanan panjang ini tidak terlalu melelahkan, karens posisi yang setengah tidur tidak membuat kaki pegal. Sleeper bus inovatif menurut saya, bus antar kota di Indonesia mungkin bisa meniru ide ini.
Pukul 08.30 keesokan harinya, kami tiba di pantai Nha Trang, Kami langsung check in menuju hotel yang sama dengan hotel yang kami tempati dulu, yaitu Hotel Thien An. Kali ini kami hanya membayar US$8 (120.000 VND) untuk kamar berfasilitas 2 tempat tidur (kedua-duanya double bed), AC, dan air panas, padahal kunjungan sebelumnya bersama teman lokal kami yang memiliki agen tour, kami justru harus membayar 150.000 VND. Loh kok??
Karena keterlambatan bus tiba di Nha Trang, kami batal mengikuti acara snorkeling di Mun Island yang dimulai pada pukul 07.30. Kami menunda acara snorkeling untuk besok pagi. Jadi hari ini kami hanya city tour.
Makan pagi kami lewatkan pada pukul 10.00 dengan sepiring nasi ayam goreng crispy di Loc Tho’s Kitchen seharga 27.000VND. Rasanya mak nyus!
Long Son Pagoda
Setelah perut tidak berteriak2 lagi, kami menyewa motor manual dari hotel untuk 12 jam untuk berkeliling kota. Penyewaan motor dan sepeda banyak ditemui di sekitar pantai Nha Trang. Untuk sepeda, penyewa mesti membayar 20.000VND, sedangkan untuk motor sekitar 50.0000-60.000VND untuk motor manual, dan 100.000VND untuk motor automatic. Kami juga harus mengeluarkan uang ekstra juga untuk mengisi bensin, karena uang sewa tidak termasuk bensin. Satu liter bensin oktan 90 berharga 13.000VND.
Berbekal peta kota Nha Trang yang kami beli di agen tour seharga 10.000VND dan suami yang seperti GPS, tau segala arah asal ada peta, Long Son pagoda menjadi tujuan city tour kami yang pertama. Sebuah pagoda yang berdiri megah di atas bukit dengan patung Budha putih di puncaknya.
Hahaha, walaupun kesal dengan anak itu karena memaksakan dagangannya, saya menahan tawa.
Ada juga yang mengaku dari yayasan anak2 dengan menunjukkan tag name di dadanya untuk meyakinkan korbannya, yang menawarkan seamplop kartu pos seharga 100.000VND sebagai sumbangan untuk anak2 tersebut, tapi buku panduan kami “Lonely Planet Vietnam” telah memperingatkan kami agar kami tidak tergoda untuk menyumbang kepada anak2 itu. Lebih baik menyumbang di kotak yang telah disediakan didekat patung Budha dipuncak sana. Pagoda ini nampak kurang terawat dan tidak ada satupun penjaga yang tampak disana. Oya, disini juga terdapat patung Budha sepanjang kurang lebih 10m dalam posisi tertidur.
Nha Trang Cathedral
Katedral ini memikat hati kami dengan arsitektur eropanya yang cantik. Lukisan Yesus dan Bunda Maria dari stain glass yang menghiasi interior katedral ini, tapi sayang kami tidak bisa masuk. Mengintip dibalik lubang2 angin, hanya itu yang bisa kami lakukan. Kami tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun disini.
Dalam perjalanan pulang, mata kami secara tak sengaja melihat sebuah bangunan unik. Penasaran dengan bangunan itu, kami memutar haluan untuk mencari dimana dan apakah bangunan tersebut. Tak sulit mencari bangunan yang kami lihat itu walaupun bangunan itu terletak dalam jalan kecil yang tidak beraspal. Ternyata bangunan tersebut adalah sebuah gereja khatolik. Desainnya yang unik membuat kami kagum, perpaduan yang sempurna antara budaya setempat yang berupa pagoda dan agama Khatolik. Kami juga melihat, Bunda Maria menggunakan ao dai, baju khas Vietnam. Dengan perpaduan budaya seperti ini, agama yang baru pastilah lebih mudah di terima.
Oya, satu lagi gambar unik yang berhasil kami tangkap di Nha Trang.
Pagi menjelang, kamipun bersiap untuk melakukan snorkeling di Mun Island (Vietnam : Hon Mun). Tour yang kami pilih ini adalah snorkeling saja supaya bisa ber-snorkeling lebih lama, dan kami harus membayar US$10 per orang. Ada jenis tour lain yang hanya membayar US$6-8. Tour tersebut mengunjungi banyak pulau2 kecil, disediakan pesta buah tropis, floating bar party dimana turis bisa menikmati segelas wine diatas pelampung. Untuk diving, US$30 harus dikeluarkan dari kantong. Semua perlengkapan snorkeling dan diving akan dipinjami.
Kami dijemput di hotel kami pada pukul 07.45, kemudian menjemput beberapa orang yang ikut tour bersama kami. Total jumlahnya 5 orang termasuk kami. Hmm sedikit ya..
Kemudian mobil yang menjemput kami berangkat menuju pelabuhan. Disana kami telah ditunggu sebuah kapal yang akan membawa kami ke Mun Island.
75 menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Mun Island dengan kapal kami. Sebenarnya tidaklah terlalu jauh jarak antara Mun Island dengan pelabuhan Nha Trang, kami mengira-ira sekitar 10km, tapi kapal kami bukanlah kapal speed boat, jadi jalannya teramat lambat.
Begitu semangatnya ketika kami sampai ke lokasi snorkeling yang pertama. Lokasinya terletak di pulau yang bertebing2 batu, kami tidak boleh terlalu dekat dengan batu atau naik ke batu2, begitu pemandu wisata itu memperingatkan kami. Dengan memakai life jacket (saya sadar bahwa saya adalah tipe orang yang easy-to-be-panic :p) saya menceburkan diri ke air laut menyusul suami yang sudah lebih dahulu masuk. Tapi brrrrr.... wuaduh dinginnya ... walaupun kedinginan, saya memaksakan diri untuk mengikuti suami yang semangat ber-snorkeling. Ternyata tidak seperti bayangan saya ketika bersnorkeling di Pulau Sepa (Pulau Seribu), visibilty air laut disini jelek, kami tak bisa melihat dengan jelas dibawah air. Sinar matahari yang tak begitu terik menambah tak jelas pemamandangan bawah air.
30 menit didalam air, saya menyerah. Air yang dingin membuat nafas saya ngos-ngosan, dan tenggorokan kering karena bernafas dengan mulut. Saya naik ke kapal kembali, dan 30 menit kemudian saya masih tidak berhenti menggigil.
Kapal berada kurang lebih 1 jam di sopt pertama, kemudian beralih ke spot kedua yang (ternyata) tak jauh dari spot pertama. Mungkin kira2 hanya 100meter dari spot pertama. Sedikit kecewa karena kami menyangka kami akan dibawa ke pulau yang berbeda di spot yang kedua. Saya sudah tidak berani masuk ke air, jadi saya hanya menunggu di kapal.. sedihnya… Suami saya masih semangat, dia mencoba lagi spot kedua ini. Dan dia bilang, disini lebih bagus dan lebih jelas. Tapi ketakutan saya terhadap rasa dingin, mengalahkan keinginan saya mengintip kehidupan laut ditempat ini.
Kami mengistirahatkan diri di hotel setelah selesai bersnorkeling sambil menunggu waktu berangkat pukul 18.30 menuju kota selanjutnya yaitu Hoi An yang berjarak sekitar 500km dari Nha Trang.
Summary Note:
Where to sleep:
Hotel Thien An
Add: 12/1 Hung Vuong, Nha Trang
Telp: 058.527037
Email: hotelthienan@yahoo.com
Price: US$8 / night.
Status : Recommended for budget traveller, just about 200m away from beach.
Where to eat:
Loc Tho’s Kitchen
Add: Hung Vuong Street, Nha Trang
Telp: (84-8) 58.534890
Price: 27.000 – 30.000VND for Rice with Chicken
Status : Recommended
Where to book for Snorkeling & Diving:
Padi Dive Center
Add: 24 Hung Vuong Street, Nha Trang
Telp: (84-8) 58.524491
Email: VExplorer@pmail.vnn.vn
Price:
$8 for tour to the islands.
$10 for snorkeling (only snorkeling, 2 spots)
$30 for diving
Status : Recommended