Makanan Halal di Vietnam (I)

Sobat Muslim yang berkunjung ke Vietnam, pasti selalu dibayangi dengan pertanyaan "waduh makanannya haram semua di sana, ada yang halal ga ?". Mencari makanan halal di Vietnam itu susah susah gampang. Dengan mayoritas penduduk beragama Budha , makanan halal yang paling mudah ditemui adalah makanan Vegetarian. Coba saja cari pagoda pagoda yang besar (salah satunya di Nam Khy koi Nghia), biasanya pagoda selalu didampingi oleh rumah makan / warung vegetarian. Makanan halal berikutnya adalah makanan Malaysia atau makanan India, dengan investasi Malaysia yang kini nomor satu di Vietnam (mengalahkan Jepang dan Korea) makanan Malaysia pun mulai menjamur.

Salah satu yang cukup dikenal dikalangan expat Muslim di Vietnam adalah rumah makan "The Mosque". Dinamai begini karena memang rumah makan ini terletak di dalam lingkungan Masjid besar di Ho Chi Minh City. Masjid ini terletak di tengah kota Ho Chi Minh City, tidak jauh dari Hotel Sheraton. Masjid ini tampak sangat bersahaja di tengah kemewahan gedung gedung hotel yang menjulang megah.


Masih di dalam lingkungan Masjid ini terdapat juga sebuah Madrasah yang sederhana, jika kita terus berjalan makin ke dalam lingkungan Masjid kita akan menemukan sebuah restoran(warung tepatnya) kecil yang sederhana.

Warung ini sangat menarik, menerapkan konsep "open Kitchen" yang sempat menjadi trend di Indonesia. Dapur yang sederhana digawangi oleh orang-orang yang sederhana ditambah suasana siang itu yang tidak terlalu ramai, membuat kita serasa berkunjung ke rumah kerabat bukan makan di restoran... nyaman sekali


Tempat makan ini digawangi oleh sekeluarga muslim yang juga tinggal di lingkungan mesjid tersebut. Salah satu ibu di sana bisa berbahasa melayu yang cukup baik. "Mau lembu, Sotong , kambing atau ayam ?" begitu sapa nya dalam bahasa melayu yang cukup baik.


Makanan di sini hampir semua "berbau" kare. Pilihan kami siang itu adalah kambing kare dan sotong kare. Ditemani dengan nasi putih dan es teh tawar Vietnam.


Karenya dipanaskan per porsi diambil dari panci-panci kare yang sudah disiapkan sebelumnya. Bakal "berat" nih kayaknya rasa kare nya..


Kare kambing hadir lebih dulu, kuah nya yang melekoh membalut sempurna daging kambing yang saat dicoel begitu mudah lepas dari tulang nya. Kemudahan ini didapat dari proses pemasakan yang lama dengan api kecil, efek samping nya adalah kuah kare menjadi terasa "berat", Kuah dengan dominasi santan dan bumbu bumbu khas India Melayu jadi terasa "berat" setelah melalui proses pemasakan yang cukup lama. Tapi bukankah itu ciri khas makanan Melayu? Mantap dan "berat". Jeruk nipis yang disandingkan bisa mengurangi efek "berat" yang dibawa kuah kare, sambal cabe memberi ledakan ledakan yang menyenangkan, dengan kombinasi yang tepat bisa didapat rasa yang mantap, menyenangkan dan tidak terlalu "berat".


Sotong kare hadir kemudian. Sotong "gendut" berenang dalam kuah kare. Sotongnya tidak terlalu menyenangkan. Terjejak rasa "tidak segar" dari sotong, dan ini cukup merusak kuah kare yang harus nya bisa menjadi teman bermain yang baik bagi sotong. Mungkin saya datang di saat yang salah untuk sotong.


Nasi putihnya pun Melayu banget.. jejak aroma pandan dan nasi yang pulen mengingatkan nasi buatan nenek di kampung sana. Duh kangennya..

Makanan Melayu di Vietnam tentu saja tidak dapat dibandingkan dengan rumah makan Melayu di tanah air. Rendangnya tidak semantap rendang padang apalagi gule atau karenya. Tapi bolehlah dikunjungi buat mengobati rasa rindu akan tanah air setelah penat bergelut dengan segala sesuatu yang "asing" di negeri orang.

Jadi, jangan takut main ke Vietnam. Ada juga makanan halal kok ..
Read more...

Bánh Xèo , Crepes de Vietnam

Pengaruh Prancis yang bercokol cukup lama dalam kehidupan masyarakat Vietnam, masih sangat terasa hingga kini. Bahkan tulisan yang digunakan oleh masyarakat Vietnam saat ini pun tidak terlepas dari campur tangan seorang Prancis yang bernama Alexander De Rhodes, kini namanya diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Ho Chi Minh City. Pengaruh Prancis juga sangat terasa dalam beberapa makanan Vietnam, roti Prancis yang keras juga menjadi sarapan favorit di Vietnam. Negara dan bangsa boleh berseteru, tapi kalo sudah urusan selera dan perut sepertinya bisa dikompromikan.

Bánh Xèo, adalah salah satu hidangan Vietnam yang saya duga memiliki jejak - jejak Prancis di dalamnya. Hidangan ini sederhana saja, adonan tepung yang dipanaskan dalam wajan besar sehingga membentuk lembaran yang renyah kemudian diberi berbagai macam toping. Sangat mirip sekali dengan cara pembuatan crepes yang sering kita jumpai di mal mal di Indonesia.


Nah topingnya inilah yang sangat terasa sangat asia. Isinya bisa bermacam-macam, mulai dari toping vegetarian, seafood, jamur-jamuran, rebung, tauge, lobak sampai berbagai macam daging. Yang paling tradisional berisi taoge, lobak, daging, udang, potongan daun bawang dan kacang hijau.


Presentasi penghidangannya sangat provokatif, selembar besar (besar segede wajan) lembaran tepung yang dilipat menjadi 2 bagian yang di tengah nya sudah diisi toping, dan tentu saja seperti masakan Vietnam pada umumnya, Bánh Xèo juga dihidangkan dengan sebakul penuh sayur sayuran yang segar ... menarik sekali.




Cara makannya pun sangat menarik. Ambil selembar daun dari sayur-sayuran segar, letakkan topping Bánh Xèo di atasnya, kemudian kulit Bánh Xèo lalu gulung , cocolkan dalam nước mắm yang dicampur dengan potongan lobak dan wortel , lalu .. hap .. rasa sayuran yang segar dan toping Bánh Xèo yang dimasak dengan baik dan benar berjalan beriringan dengan gurihnya kulit Bánh Xèo dan asam manisnya nước mắm ... Luar biasa ...




Restoran Bánh Xèo yang terletak di jalan Nam Ky Khoi Nghia yang saya kunjungi minggu lalu, memiliki variasi toping yang luar biasa banyaknya, yang saya yakin tidak akan bisa mencoba seluruhnya dalam satu atau dua kali kunjungan ke sana. Restoran ini diklaim telah menghidangkan Bánh Xèo sejak tahun 1953 di rintis oleh seorang ibu yang bernama Nguyen Thi Xiem dan kini diteruskan oleh putra putri beliau.


Restorannya bersih dan memiliki menu dalam bahasa Inggris walaupun pegawainya tidak dapat berbahasa Inggris.

Satu lagi menu yang harus dicoba di sini adalah lumpia goreng yang berisi kentang dan wortel (maaf lupa nama Vietnam nya). Dalam hidangan ini pun terasa jejak Prancis (atau setidaknya barat) yang ditandai dengan penggunaan saos manis (diduga mustard) yang melimpah sebagai bagian dari filling nya. Manisnya kentang dan wortel berpadu cantik sekali dengan saos yang terasa manis dan kulit berbalur tepung panir yang gurih. Tiba tiba jadi teringat resoles yang biasa saya makan di Indonesia. Cantik sekali ..


Dengan sedikit penyesuaian dibagian toping (toping yang halal), saya yakin Bánh Xèo dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia .. Jadi kalau main ke Ho Chi Minh City , jangan lupa cari Bánh Xèo.

Summary Note:
Bánh Xèo Mưởi Xiềm
190 Nam Ky Khoi Nghia, P.6 , Quận 3 TP. HCM
Tel/Fax 089330207
Hotline : 0932345613
Read more...