Melancong ke Perbatasan Vietnam-Kamboja

Visiting Date : March 14, 2009

Ke perbatasan? Wih ngapain ya... Bayangan yang terlintas biasanya adalah perbatasan itu serem, dijagain ketat banget sama tentara. But, kami ngga ke perbatasan seperti itu kok..

Kali ini kami bersama beberapa teman menuju ke Moc Bai, sekitar 70km dari Ho Chi Minh. Daerah ini merupakan perbatasan Vietnam dan Kamboja. Kami berangkat pukul 7 pagi, terburu waktu untuk menyantap sarapan pagi spesial dekat Chu Ci Tunnel. Nasib baik dipihak kami, sarapan yang kami kejar ini masih ada. Untunglah...
Penasaran? Inilah yang kami makan, namanya Bún Giò Heo, semangkuk bihun yang lebar seperti kwetiauw, beserta potongan kaki babi. Kuah manisnya sangat spesial, dan satu lagi yang bikin kami heran, ada semacam sambal terasi terhidang dimeja sebagai pelengkap dan rasanya pun mirip sambal terasi, really!!


Ada pengalaman menggelikan dan (sedikit) menjengkelkan di tempat itu. Di sebelah rumah makan Hiu ini, ada seorang pedagang gorengan, mirip seperti onde2, suami saya begitu tertarik memotretnya, karena mirip dengan onde2 (tapi tanpa wijen). Kamera diambil, posisi siap memotret. Tiba2 ibu penjual gorengan itu berteriak dan mengomel!! Dia tidak mau di foto!! Halah!!! Whatever the reason, mestinya ngga usah teriak juga kami ga akan moto kok.. bikin jantung mau copot aja.. So mesti hati2 kali ya kalo mo motret, mesti permisi permisi dulu, nanya objeknya mau di potret ga. Yah, pelajaran yang berharga.. masih untung ga dilempar gorengan panas hehehe...

Perjalanan berlanjut sekitar 1 jam lagi untuk sampai ke Moc Bai. Kami menyempatkan diri berfoto2 didaerah perbatasan ini, mengintip sedikit bangunan khas Kamboja yang hanya tampak atap emasnya, hehehe... Kalau ingin masuk ke Kamboja, kami mesti bayar US$25 untuk visa on arrival. Mau menghemat biaya visa ini? Ada banyak calo disekitar situ, mereka menawarkan jasa untuk mengantar kita sampai masuk Kamboja tanpa membayar visa. Entah bagaimana detailnya sih, kami tidak (mau) mencoba..




Nah ini tujuan utama kami ke Moc Bai, yaitu ke Duty Free Shop :D di perbatasan ini, banyak sekali Duty Free Shop disini. Tujuan pertama kami adalah DC Duty Free Shop. Untuk sampai ke tempat ini agak rumit, mesti masuk ke pintu2 teralis mirip tempat antri karcis pertandingan bola yang hanya cukup dilewati satu orang, kemudian kami mesti naik mobil listrik sepanjang kurang lebih 200m untuk menuju toko duty free. Jadi untuk kesini, rasanya perlu ada teman lokal yang menemani, atau paling tidak orang yang pernah kemari supaya tidak tersesat.



Nah untuk bisa berbelanja disini, kami mesti menyewa KTP penduduk lokal dengan tarif 30.000 Dong per KTP. Para joki KTP ini, biasanya berada disekitar pintu masuk duty free shop ini. Sang empunya KTP akan mengikuti kami selama kami berbelanja, sambil membawakan troli belanjaan kita... Aihhh, sedikit risih plus kasian (abis kita cuman bolak balik, liat kiri kanan, dan belanjaannya dikit pula hehehe) sih.. ngga biasa jadi juragan yang kemana2 dibawakan trolinya, hehehe...

Harga yang ditawarkan disini cukup murah. Beberapa barang kebutuhan sehari2 yang masuk secara legal di Vietnam, bisa selisih sekitar 10%. sedangkan untuk barang impor yang tidak masuk supermarket2 di Vietnam, selisih harganya bisa 50%. Begitu juga dengan kosmetik, selisihnya bisa 50%. Tapi suami saya ngga mengjinkan saya membeli kosmetik disini, khawatir kalau2 stok yang ada merupakan barang2 kadaluarsa..bisa jadi sih..

Bangunan duty free ini mirip model supermarket Makro jaman dulu, rak-raknya tersusun tinggi, dan lantainya hanya berupa plester semen. Dulu hanya ada 1 Duty Free didaerah Moc Bai ini, tetapi sekarang sudah mulai banyak toko2 lainnya, sehingga DC Duty Free tidak lagi terlalu ramai.

Belanja di DC Duty Free ini, maximal 500 ribu Dong per KTP. Jadi kalau belanjaan lebih dari itu, harus menyewa joki lain sesuai dengan jumlah belanjaan. Untunglah kami masi terkontrol, belanjaan kami hanya 400ribu Dong. Oya, KTP para penduduk lokal ini, akan direset lagi setelah 2 minggu, lama ya, padahal saya kira setiap hari akan direset.

Satu hal yang mengejutkan lagi, disini data penduduk sudah terkomputerisasi. Nomer KTP joki tsb tinggal diketik di kasir, dan langsung keluar nama sang pemilik KTP. Wah hebat ya.. Indonesia kalah dengan Vietnam? how come?

Dari DC Duty Free, kami berpindah ke Duty Free yang lain. Kali ini bukan berupa supermarket, tapi berupa ruko2. Sayangnya banyak ruko yang masih kosong dan kawasan kedua ini sepi. Disini kami boleh belanja dengan menunjukkan passport, dan masih dengan batas maksimal 500ribu Dong.

Masih ada beberapa Duty Free lainnya, tapi kami tidak mengunjungi semua duty free tersebut. Kami sudah capek dan kepanasan. Kami pun meninggalkan Moc Bai untuk kembali ke Ho Chi Minh pada pukul 14.30.
Read more...