Danang @Danang City

5 Februari 2008

Berbekal sebuah peta kota Danang, kami nekat mengendarai motor yang kami sewa dari hotel untuk menuju kesana. Kota Danang terletak 28 km dari kota Hoi An.

Jalan menuju kota Danang berupa jalan lurus disepanjang pantai Laut China selatan yang memiliki banyak resort2 yang bagus. Ada beberapa diantaranya masih dalam tahap pembangunan. Kuil2 kecil juga banyak kami temui disepanjang jalan menuju Danang. Dingin menusuk tulang, membuat saya sedikit menggigil saat kami mengendarai motor. Jangankan naik motor, dalam keadaan diam saja sudah cukup dingin. Dalam perjalanan ini, kami juga melihat sebuah pagoda yang terletak diatas bukit. Bukit tersebut adalah Marble Mountain yang merupakan tambang batu pualam.

Ling Ong Pagoda @ Marble Mountain


Kami memerlukan waktu 30 menit untuk mencapai kota Danang. Memasuki kota Danang, lalu lintas cukup ramai. Suami saya tak terbiasa berjalan di lajur kanan, kadang kala perlu berpikir ketika akan menyebrang jalan ataupun berbelok di perempatan. Dalam perjalanan menuju ke pusat kota Danang, kami melihat sebuah monumen di sisi kanan jalan. Mata kamipun jadi tertuju pada monumen ini. Tak disangka tiba2 ada sebuah motor yang semula berjalan tengah dan berada di kiri kami, mendadak membelokkan motornya ke kanan, dan bukk.. tabrakan kecil terjadi, lawan motor kami itupun ngomel2 dalam bahasa Vietnam. Kami tak mengerti apa yg dia katakan, jadi kami tak bisa emosi juga :D Tabrakan itu menyebabkan beberapa luka memar di kaki suami saya akibat tertabrak knalpot. Senut-senut rasanya, tapi perjalanan (terpaksa) tetap kami lanjutkan.

Monument @Danang
Gara-gara mau motret ini, jadi tabrakan deh..


Kami menyusuri jalan Bach Dang yang berada ditepian sungai Hán (Sông Hán). Sapanjang Bach Dang tersebut dibangun pedestrian yang luas dan disediakan pula tempat duduk dan beberapa taman menghiasai pinggiran sungai itu. Pedestrian itu sangat bersih dan rapi. Danang merupakan salah satu kota yang terbersih dan teraman di Vietnam, bahkan termasuk 10 besar kota terbersih di Asia. "Bangga aku dengan kotaku", kata suami saya :p.

Song Han Bridge, icon of Danang City

Clean & safe pedestrian at Bach Dang Street


Aflutter flag @Hán River

Kami memutuskan untuk duduk sejenak disitu dan menentukan kemana tujuan kami selanjutnya. Baru saja kami duduk,tiba2 seorang wanita motornya dan menghampiri kami. "Hello, where are you from?".
"Indonesia", jawab kami setengah ogah2an, karena kami yakin bahwa dia hanya ingin menawarkan dagangannya yang berupa perhiasan mutiara.
"You look like Vietnamese".
"Yes", jawab kami sekenanya.
Kemudian dia sibuk mengutak-atik tasnya dan mengeluarkan selembar uang Rp. 50.000,- dan berkata pada kami,
"I have this. Can you change the money with Vietnam dong because I can't change it in money changer. I need money for Tet."

Aku ambil dengan ragu-ragu, takut2 itu palsu. Kuberikan pada suamiku. Dia mengeceknya, dan memang asli. Suamiku mau membelinya, dia mau membelinya seharga 90.000VND. Dan ibu itu menyetujuinya. Jadilah kami barter mata uang.
Kemudian wanita itu mengeluarkan mata uang lain, dia bertanya dari mana uang tersebut. Kami tak yakin tapi sepertinya dari daerah Rusia karena kami tak bisa membaca tulisannya.

Setelah itu, dia menawarkan perhiasan mutiaranya, tapi kami tak tertarik. Dia berkata terima kasih dan kemudian segera pergi menghampiri laki-laki yang menunggunya diatas motor dan meninggalkan kami.

Pengalaman yang cukup aneh menurut kami. Bagaimana dia bisa mendapatkan berbagai mata uang asing, bahkan salah satunya Indonesia? Is she a pick pocket? Ah, whatever she is, kami harap uang yang dia dapatkan benar2 berguna.

Kami hampir tak punya tujuan di kota Danang selain mencari segala sesuatu yang bertuliskan Danang, seperti nama suami saya. Suami saya ingin sekali berfoto didepan tulisan itu :p. Tapi ternyata susah juga mendapatkan tulisan yang cukup besar untuk berfoto didepannya.

Kami mengalihkan tujuan menuju Danang Cathedral. Katedral ini bergaya eropa dan mempunyai warna pink yang cerah. Mata kami secara tak sengaja melihat bendera merah putih yang berada digerbang katedral ini, apa maksudnya ya? Penasaran akan maksud dari bendera merah putih itu, kami bertanya pada seorang pastur yang kebetulan ada di dalam gereja. Sang pastur berkata bendera merah putih itu lambang darah Tuhan Yesus yang suci tertumpah bagi manusia. Oo begitu, kami kira ada hubungannya dengan bendera Indonesia.. :p

Danang Cathedral


Side View of Danang Cathedral


Bendera Merah Putih perlambang pengorbanan Yesus
di depan Danang Cathedral


Perjalanan kami lanjutkan ke arah stasiun kereta api Danang. Karena di depan stasiun itu terdapat tulisan "Danang" yang besar, dan bisa ditebak apa yang suami saya lakukan :p. Hal yang sama juga suami saya lakukan didepan sebuah universitas yang bernama University of Danang. Bergaya didepan papan nama universitas tersebut tanpa malu-malu.

Danang @Danang Railway Station


Danang @Danang Hospital


Danang @Danang University


Turis-turis yang heran lihat sawah dan kerbau (panah merah)
Di perjalanan dari Danang ke Hoi An


Sudah puas berkeliling kota Danang, kami kembali pulang ke hotel kami di Hoi An. "Bye bye my city", ujar suami saya menyampaikan salam perpisahan.

~written in regards to my husband~

0 Responses