Trapped in Floating Restaurant at Saigon River

Tergoda oleh gemerlap kapal-kapal yang bersandar di Saigon River, weekend ini kami memutuskan untuk mencicipi bagaimana rasanya dinner diatas kapal.

Kami tiba di pinggir Saigon river pukul 19.30. Disana terdapat sekitar 4 buah kapal yang bersandar di dermaga dan semuanya adalah floating restaurant. Kami berjalan menyusuri sisi sungai sebelum kami memutuskan untuk menumpang salah satu kapal tersebut.

Godaan salah satu pelayan restaurant membuat kami singgah di salah satu kapal. Kapal ini ga terlalu besar di banding kapal2 yang lainnya. Dan surprisingly, ternyata kami harus membayar tiket kapal sebesar 100.000 VND/orang !! Kami sedikit kaget ketika kami disuruh membayar dimuka, sebelum kapal berjalan. Sudah terlanjur naik, ya terpaksa kami bayar juga.

Kapal yang kami naiki

Ternyata kekecewaan kami masi berlanjut, ketika makanan yang kami pesan datang. Untuk kepiting lemburi, kami harus membayar 150.000VND, padahal kepiting tak lagi segar, terasa amis ketika menyentuh lidah. Hot pot yang kami pesan pun tak datang juga. Nasipun tak pulen.


Kepiting lemburi yang tak lagi segar

Pukul 20.30, kapal mulai bergerak menyusuri sungai Saigon. Hot pot yang kami pesan akhirnya datang bersama sepiring batang kangkung! Waks, emang kami kambing pemakan batang kangkung? Kami memakannya hotpot tersebut (tanpa menyentuh batang kangkung) sambil menikmati pemandangan sekitar sungai Saigon. Banyak kapal kontainer yang kami temui disini. Saigon River merupakan salah satu jalan masuknya distribusi barang ke kota Ho Chi Minh.


Hot pot (vietnam: Lau) dengan arang dibagian tengahnya

Sepanjang perjalanan, kami ditemani dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh seorang wanita dan seorang pria. Mereka bernyanyi secara bergantian dalam bahasa Vietnam. Penyanyi wanita membagikan bunga plastik ke beberapa meja tamu2, termasuk meja kami. Kami semula tak mengerti apa maksudnya diberi bunga itu. Ternyata bunga itu adalah cara para penyanyi itu meminta saweran. Kami pun menyelipkan selembar uang 10.000 VND (terpaksa, karena bunga itu berkali-kali mampir ke meja kami, tak enak klo selalu diambil tanpa selembar uang pun terselip).

Sang penyanyi yang tak lagi seksi, dengan bunga saweran ditangannya

Ketika kira2 30 menit perjalanan kami lewati, kapal memutar haluan untuk kembali ke dermaga. Dalam perjalanan pulang ini, kami dikejutkan dengan penampilan seorang penari. Semula sang penari memakai pakaian layaknya penari rock serba hitam dan memakai rok mini, Tak lama berselang setelah ia menari sambil diiringin house music, dia melepaskan pakaiannya dan ... yang tersisa hanya bikini. Wuihh, syok kami melihatnya..

Kejutan belum berakhir, ketika sang penari mulai bermain dengan lingkaran api yang diputar di tangannya dan pinggangnya seperti bermain hula-hop, kemudian dilanjutkan dengan memakan stik yang ujungnya berapi, menggosok-gosokkan stik tersebut ke badannya. Erotis ..

Ketika hampir sampai dermaga, pelayanpun mulai membagikan bill, wuih, kami menderita kerusakan sebesar 402.000VND untuk makanan yang ga jelas rasanya. Dan yang lebih membuat kami kaget, kami harus membayar 60.000 VND untuk 2 porsi buah yang tidak kami pesan! Pelayan membagikan buah2an itu, dan kami mengira itu gratis! Jebakan dan tidak etis menurut saya.

Kejutan terakhir yang kami terima, kali ini dilakukan oleh sang pelayan restaurant. Ketika ia membawakan kami uang kembalian, dan suami saya mengambil semua uang kembalian, dia berkata "Tips". Wah berani sekali orang meminta tips.. Klo saja kami happy dengan makanan yang disajikan, tentu saja kami dengan senang hati memberi tips. Wuihh... Improvisasi nya emang kebangetan!
Kesal tp kami tetap memberi dia tips 10.000 VND.

Satu kata yang kami katakan setelah turun dari kapal ini : kami tidak akan pernah kembali lagi kemari!!
Ini pengalaman kami disalah satu floating restaurant, mungkin pengalaman berbeda yang kami harap tidak mengecewakan) akan kami temui jika kami naik floating restaurant yg lain.

0 Responses