Gili Meno, Middle Island of Gilis

Visiting Date: 10-11 June 2008

Calm wave @Gili Meno


Gili Meno is located in Lombok island, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, and in the middle of The Three Gilis i.e. Gili Trawangan, Gili Meno, and Gili Air. The Three Gilis is well known for it beauty from year to year. Gili Meno also has a white sandy beach which makes us can't resist to come again and again.

Gili Meno can be reached using a taxi from Mataram to Bangsal harbor which cost around Rp. 70.000,-. The scenery along the way was very beautiful, we can see Senggigi beach from the hill. But this is not the favorite way to go The Gilis because a lot of people in the Bangsal harbor do some things that make foreigner feel uncomfortable. Such as frightening the tourist to buy mosquito repellent because in The Gilis there are a lot of Malaria mosquito, but in reality, there is no Malaria mosquito. Other things, they wash any tourist feet who had just arrive from The Gilis wihout asking, and then asking for money. Or you must use “cidomo” (vehicle using horse power) to reach the harbor from the parking area, your car can't take you to harbor although your car can do it for sure. It's really annoying even for local people like us.
But if you have brave heart ;), you dare to the the risk to be annoyed by local people, you only have to pay Rp.170.000,- per boat (You rent the whole boat for your own). You save much more money rather than the second way that I'm going to tell you.

Foreigner prefers to reach The Gilis by renting boat from Senggigi beach. Yes, you have to pay more more money rather than the first way. I'm not sure how much is the cost, but it can cost around 1 milion rupiah, because the boat is usually operated by the Resort on Senggigi. Additionally it takes around 30 menit to reach the beach.

There are many hotels in Gili Meno, from friendly price lower than Rp. 100.000,- until the high price which cost 66 euro. We choose to have hotel which cost Rp. 150.000,-. It's good enough, has 2 bed, bathroom with pure water (not salty water taken from the sea) and pretty close to the beach. Some cheap hotels don’t provide pure water. You have to ask the hotel whether they provide pure water or not.

Sunrise on a cloudy morning

At the night Gili Meno is so silent, no much activity here. That's why we call Gili Meno, beach for relaxing, and Gili Trawangan is beach for night party. If you are lucky, by the silent of the night, you can see sea tortoise laid eggs. It has a season, so you have to be lucky lucky enough to see it.

Don't forget to do snorkle here, see the underwater beauty here. The coral life in Gili Meno is still growing. It's not as much as in Gili Trawangan, but it is much much shallow than in Gili Trawangan.

If you care enough for sea tortoise conservation, you can participate by donating some money for the conservation. You can also see many "tukik" (sea tortoise baby) in the conservation.

There is a small bird park in this island. It's far enough from the beach; we couldn't find by yourself, we had to ask some people to reach the bird park. It costs Rp. 40.000,- for the entrance fee.

By the way, the people in Gili Meno are very friendly. They will not force you to buy their stuff or use their service. They usually just offer they service in a good way. They really don't like people in Bangsal harbor.

Cloudy day at Gili Meno


Gili Meno terletak ditengah2 The Gili Sister yang merupakan istilah untuk tiga pulau berdekatan yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Ketiga Gili ini terletak di pulau Lombok, NTB. Seperti kedua saudaranya yang laen, Gili Meno memiliki pasir putih nan cantik yang menggoda kami untuk datang mengunjunginya.

The boat that takes us from Bangsal to Gili Meno

Kami berangkat pagi hari meninggalkan kota Mataram dengan menggunakan taxi, karena kami hendak menginap disana. Perjalanan menuju pelabuhan Bangsal menempuh waktu sekitar 30 menit melalui jalan yang naik turun dan melewati tebing2 tinggi. Pemandangan yang indah kami temui dari atas bukit, bahkan kami bisa melihat pantai Senggigi dari atas bukit. Saat kami tiba di pelabuhan Bangsal, kami bisa masuk sampai ke depan dermaga karena cuaca sedang hujan rintik, biasanya tak seorang turis pun diijinkan diantar sampai ke dermaga ini, mereka harus oper dengan cidomo, istilah penduduk lokal untuk kereta kuda, untuk sampai pelabuhan. Tarif yang dipasang Rp. 10.000,- untuk mengantarkan turis dari batas tempat parkir mobil sampai ke dermaga, yang berjarak sekitar 500 meter. Para penduduk sekitar rupanya tak mengijinkan mobil pengantar masuk hanya untuk sekedar mengais rejeki. Tapi kami rasa hal seperti ini yang membuat turis malas berkunjung ke pulau Gili. Mereka memilih jalur alternatif dari resort di pantai Senggigi dengan menyewa kapal sewaan yang pastinya jauh lebih mahal demi sebuah kenyamanan.

Untuk mencapai Gili Meno dengan kapal umum, turis hanya dikenakan biaya Rp. 15.000,-. Tapi untuk naik kapal murah meriah ini, kadang harus berkorban waktu untuk menunggu kapal penuh. Jadi kami memilih untuk mencarter kapal dengan harga Rp. 170.000,- sekali jalan. Waktu tempuh menuju Gili Meno sekitar 30 menit.

Kami berencana menginap di pulau ini semalam.Mencari hotel di Gili Meno tak sulit, tinggal disesuaikan dengan kantong saja. Yang berharga dibawah Rp. 100.000,- semalam ada, yang berharga 66 euro semalam pun ada. Yang membedakan antara hotel murah dengan hotel menengah keatas adalah air yang mereka gunakan untuk mandi. Untuk hotel yang menengah keatas air yang disediakan adalah air tawar, sedangkan untuk hotel murah mereka tak menyediakan air tawar. Tapi tak perlu khawatir, karena dengan uang Rp. 150.000,- per malam, kami pun masih bisa menikmati mandi dengan air tawar kok. Tempatnya pun tak jauh dari pantai.

Enjoy the beach by sitting here

Kami menikmati hari di pantai Gili Meno dengan bersnorkling, bermain air dan pasir. Salah satu yang membuat saya tak nyaman bermain air di pesisir pantai adalah rasa gatal yg menyerbu kulit saya yang disebabakan karena ubur2 bening, yang hampir tak tampak oleh mata. Tangan dan kaki saya betol kemerahan dibeberapa tempat. Gatal sekali. Tapi rupanya ubur2 itu hanya berada di bibir pantai saja, agak ketengah sedikit, tak terasa lagi gatal2 karena ubur2.

Gili Meno tak terlalu ramai dibandingkan dengan Gili Trawangan. Pulau Gili Meno juga tak sebesar Gili Trawangan. Kalau di Gili Trawangan ada berbagai macam hiburan malam yang akan meriah di malam hari, sebaliknya dengan Gili Meno, pulau ini akan sepi sekali jika malam menjelang. Penerangan pun tak cukup banyak. Jadi Gili Meno ditujukan bagi yang ingin merasakan ketenangan dan menikmati alam, sedang Gili Trawangan untuk mereka yang menyukai pesta dan dunia malam.

Our hotel

Dunia underwater di Gili Meno, tak sebagus di Gili Trawangan. Di Gili Meno karang2nya baru terbentuk, penjaga pantai melarang para diver atau snorkler menginjak karang yang ada. Mungkin perlu waktu beberapa tahun lagi supaya karang2 itu terbentuk dan keindahan Gili Meno tampak. Tapi letak koral2 di Gili Meno lebih dangkal daripada di Gile Trawangan.


Jika ingin menuju ke spot2 snokling yang bagus, sedikit uang ekstra mesti keluar dari kantong, sekitar Rp. 200.000,- yang termurah yang ditawarkan seorang vendor pada kami sampai dengan Rp. 400.000,- di vendor yang lain.

Di Gili Meno, terdapat pula taman burung yang letaknya cukup tersembunyi dan jauh dari pantai, tapi tiket per orangnya cukup mahal Rp. 40.000,- per orang sedangkan taman burung itu tak terlalu besar, jadi kami membatalkan niat untuk memasukinnya. Juga ada pula konservasi penyu disana, siapapun bisa ikut berpartisipasi dalam konservasi penyu ini dengan menyumbangkan uangnya di kotak yang telah disediakan.

The beauty of sunrise

Beberapa hari sebelum kami datang, ada seekor penyu bertelur di pantai Gili Meno. Dan malam itu pun kami diajak menyaksikan penyu bertelur oleh penjaga pantai. Tapi kami kecapekan dan memang bukan hari keberuntungan kami melihat penyu bertelur, malam itu tak ada penyu bertelur.

Walking path

Oh iya, satu lagi kelemahan di Gili Meno, banyaknya kotoran kuda yang berceceran di jalan setapak di sepanjang pantai membuat kami merasa jijik berjalan tanpa alas kaki. Memang disana terdapat banyak cidomo yang bisa mengantarkan turis untuk mengelilingi pulau, tapi sepertinya kebersihan pulau akan kotoran kuda kurang diperhatikan.

The Three Gilis from the sky
(left to right: Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air)


Pulang menuju pelabuhan Bangsal, kami terpaksa harus naik cidomo lagi untuk menuju tempat parkir taksi. Yah kadang kami merasa sedih dengan hal2 seperti ini. Bukan karena uangnya, tapi karena ketidaknyamanan yang mereka ciptakan untuk mendapatkan uang yang berdampak ke depan bagi pariwisata pulau Lombok sendiri. Kapan ya mereka sadar?


Summary Note :

Where to sleep
Kontiki Meno Bungalow
Phone : (0364) 22320, 32824
Price : Rp. 150.000,- / night

Where to eat
sadly, there are not many good places for eat, we just order from the hotel.

Transport
Taxi from Mataram to Bangsal : Rp 70.000,-
Boat rental : Rp. 170.000,- one way from Bangsal harbor

Accomodation
Rent snorkle, fin, life jacket : from Rp. 10.000,- / day

0 Responses